Tuesday, May 8, 2012

Isi dan Bungkus Kado

Waktu lo nerima kado dari seseorang, menurut lo mana yang lebih penting : isi kado atau bungkus kadonya? Most of us pasti jawab "ya lebih penting isi kadonyalaaah!" Oke, gue juga setuju. Mau dibungkus pake kertas koran kek, kertas bekas UN kek, tapi kalo isinya kunci mobil? yekaaan! siapa yang gak girang? *tapi mobil apaan dulu nih, kalo mobil-mobilan gajadi girang* *krikkkk panzi dil...............................* jadi semacam pengikut aliran "Do not judge a book by its cover" gitulah, bodo deh pembungkusnya jelek yang penting isinya broh!

Ehem, sebenernya isi kado dan bungkus kado diatas tuh cuma analogi aja. Analogi dari apa? Analogi dari pesan kebaikan dan si pembawa pesan kebaikan *BA DUM TSSSS!* Jadi, akhir-akhir ini gue sedang sangat giat menggencarkan gerakan sedekah dikalangan temen-temen gue. Berawal dari virus sedekah yang ditularkan oleh sang indung virus yang berinisial MAP (my boyfie). Tiap ada kesempatan ngumpul, bak mamah dedeh gue akan berkoar tentang  indahnya sedekah, manfaat sedekah dan keunggulan sedekah. Yak, berasa duta sedekah nasional gitu. Dengan semangat gegap gempita gue berniat menyampaikan pesan kebaikan biar temen-temen gue jadi soleh solehah kaya gue. DAFUQ! gak deng.

Diakhir ceramah yang panjang lebar, lalu kemudian ada satu temen gue yang ngomong "tapi percuma tau dil lo sedekah kalo gapernah solat" JLEBBBBBHHHHHH! Yap, gue sih sadar solat gue masih suka bolong-bolong. Sadar banget :'''') Tapi menurut gue, ga ada ibadah yang percuma. Sedekah ya sedekah aja, gausah nunggu solat lo full lima waktu dulu baru lo boleh sedekah kan? Sama kaya misalnya lo belum naik haji, terus apa jadi bikin solat lo yang setiap hari jadi percuma? Ga berarti juga gara-gara gue ga pernah solat, sedekah gue jd percuma kan? TAPI pasti akan lebih baik kalo gue solatnya full, sedekahnya juga full. Aamiin. Dibalik itu semua gue tau kok niat temen gue sebenernya adalah untuk ngingetin gue biar tambah rajin solatnya (maaci beb!). 

Kejadian barusan bikin gue mikir soal isi kado dan pembungkusnya. Isi kado a.k.a pesan kebaikan jelas penting, tapi apa pembungkusnya a.k.a si pembawa pesan kebaikan juga sama penting? setelah dipikir-pikir jawabannya adalah ya, sama pentingnya. Contohnya aja kaya lo lagi di acara reuni terus ada acara tukeran kado. Temen-temen lo pada bawa kado yang bungkusnya lucu-lucu, kewl, keren, blink-blink gitukan, terus lo sendiri bawa kado yang dibungkus pake daun. Daon men daon! Zonk abis hahaha! Bisa dipastiin kado lo bakal dipilih paling terakhir dibanding kado yang lain. Padahal nih isi kado lo paling bagus diantara temen-temen lo. Tapi ya itu dia, banyak orang di dunia ini yang masih sangat mementingkan "bungkus" daripada "isi". Maksud gue disini adalah, supaya orang lebih mudah menerima isi yang bagus, ya bungkusnya mesti dibagusin juga dooong. Contoh kasus gue, supaya temen gue terfokus ke pesan yang ingin gue sampaikan, bukannya malah ke ibadah gue yang lain, gue harus memperbaiki ibadah gue biar bisa jadi contoh juga. Bukankah kita lebih tergerak untuk melakukan sesuatu bila dicontohkan dengan perbuatan daripada cuma omongan?

Tulisan ini sebenarnya terinspirasi  dari seorang temen. Inisialnya S-I, gausah disebutinlahya siapa orangnya.Ciri-cirinya rambutnya panjang, kulitnya gelap dan sedikit agak terang (kalo siang), kaya arab tapi ga kaya arab. Mirip Shirin Istikhara gak sih? Mirip yah? LOL :p love you beb!

No comments:

Post a Comment